Gambar Sampul Bahasa Inggris · Unit 10 Lingkungan
Bahasa Inggris · Unit 10 Lingkungan
Tri Retno Murniasih, S.Pd. Drs. Sunardi, M.Pd.

24/08/2021 14:36:01

SMP 9 K-13

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

A.

Menjelaskan Alur Peristiwa dari Suatu

Sinopsis Novel yang Dibacakan

Kemampuan apa yang harus kamu kuasai?

Setelah mempelajari materi dalam kompetensi dasar ini kamu diharapkan dapat:

1.

menguraikan rangkaian peristiwa dari suatu sinopsis novel yang dibacakan

2.

menjelaskan alur peristiwa dari suatu sinopsis novel yang dibacakan

Unit

10

Lingkungan

Pelajaran Bahasa Indonesia SMP/MTs IX

198

Kamu masih ingat bukan bahwa novel atau cerpen terdiri atas unsur-

unsur pembangun yang terdapat dalam novel itu sendiri. Unsur-unsur itu

meliputi tema, tokoh, karakter tokoh, alur, latar, serta pesan atau amanat.

Alur merupakan salah satu unsur penting yang terdapat di dalamnya. Itu

sebabnya dalam pembelajaran ini kamu harus mampu menjelaskan alur

peristiwa dari suatu sinopsis novel yang dibacakan.

Ada beberapa pengertian tentang alur. Alur adalah rangkaian peristiwa

yang direka dan dijalin dengan saksama dan menggerakkan jalan cerita.

Melalui rumitan ke arah klimaks dan selesaian. Alur merupakan jalinan

peristiwa dalam karya sastra untuk mencapai efek tertentu. Alur merupakan

jalinan cerita yang disusun dalam urutan waktu yang menunjukkan

hubungan sebab akibat dan memiliki kemungkinan agar pembaca menebak-

nebak peristiwa yang akan datang atau peristiwa berikutnya. Berdasarkan

beberapa pengertian tersebut alur terdiri atas beberapa tahapan.

Tahapan Alur (plot)

1. Eksposisi

Pada tahap ini pengarang memperkenalkan tokoh-tokoh cerita,

wataknya, tempat kejadian, dan hal-hal yang melatarbelakangi tokoh

itu sehingga mempermudah pembaca mengetahui jalinan cerita

sesudahnya.

2. Inciting Moment

Pada tahap ini permasalahan cerita mulai mengemuka atau muncul.

3

Rising action

Konflik dalam cerita mulai meningkat atau terjadi ketegangan

antarpelaku dalam cerita.

4. Complication

Konflik semakin kompleks atau semakin ruwet.

5. Climax

Pada tahap ini puncak ketegangan terjadi. Pada taahap ini puncak

kejadian-kejadian akan terungkap semua problem akan terjawab pada

fase ini.

6. Falling action dan denoument

Di sinilah terjadi penyelesaian semua permasalahan yang sudah terjadi.

Jenis Alur

Secara umum, terdapat tiga jenis alur, yaitu:

1. Alur garis lurus (progresif/alur konvensional)

2. Alur sorot balik (flash back/regresif)

3. Alur campuran, yaitu pemakaian alur garis lurus dan flash back

digunakan sekaligus dalam cerita.

Lingkungan

199

1. Dengarkan pembacaan sinopsis novel yang akan dilakukan oleh

Bapak/Ibu guru. Tentukan tahap-tahapan alur dalam sinopsis

novel yang dibacakan seperti dalam kolom berikut ini!

No.

Tahapan Alur

Penjelasan/Bukti Pendukung

1.

Perkenalan

2.

Muncul Permasalahan

3.

Konflik meningkat

4.

Permasalahan semakin

kompleks.

5.

Puncak ketegangan

6.

Penyelesaian

2. Jelaskan sinopsis yang sudah kamu dengarkan termasuk jenis alur

yang mana!

Bagaimana kemapuanmu mengapresiasi sastra sekarang? Makin

baik bukan? Tentu kamu makin memahami alur dari sinopsis novel

yang dibacakan. Alur novel dapat ditentukan setelah keseluruhan

cerita dalam novel diikuti dari awal hingga selesai.

B.

Menilai Pementasan Drama yang

Dilakukan oleh Siswa

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi pokok pembelajaran berikut ini kamu diharapkan dapat:

1.

Mampu mencatat unsur-unsur drama yang menonjol berdasarkan pementasan

drama yang

ditonton

2.

Mampu menilai kelebihan dan kekurangan pementasan drama berdasarkan unsur-

unsur yang dicatat

Pelajaran Bahasa Indonesia SMP/MTs IX

200

Menilai dapat diartikan menentukan atau memperkirakan nilainya atau

mengharagai. Menilai juga dapat berarti memberi angka. Menilai

pementasan drama dapat didefinisikan menghargai pementasan dengan

melihat kelebihan dan kekurangan unsur-unsur yang menonjol dalam

pementasan itu. Kelebihan maupun kekurangan itu dapat menjadi dasar

dalam pementasan berikutnya. Kelebihan yang ada harus ditigkatkan,

sedangkan kekurangan atau kelemahan yang ada harus dihindari pada

pementasan berikutnya. Dengan demikian pelaksanaan kegiatan berikutnya

akan semakin baik dan sempurna.

Menilai pementasan drama berarti menunjukkan kelebihan atau

kekurangan unsur-unsur dalam pementasan itu yang meliputi penokohan,

kostum, latar (tata panggung). Kompetensi dasar ini harus kamu kuasai

agar kamu mampu mementaskan drama lebih baik dan lebih sempurna.

1. Mengidentifikasi Karakter Tokoh Dalam

Pementasan Drama

Kegiatan 1

Saksikan rekaman pementasan drama yang akan ditayangkan Bapak

atau Ibu guru melalui VCD. Alternatif lain saksikan pementasan drama

yang digelar di gedung pertunjukan di daerahmu atau pementasan-

pemenatasan drama lainnya. Identifikasilah karakter tokoh dalam

pementasan drama itu. Kerjakan seperti dalam format berikut ini!

Karakter Tokoh dalam Pementasan Drama

Judul Drama : ................................................

No.

Tokoh

Karakter

Mengidentifikasi: menentukan atau menetapkan ciri-ciri atau keadaan khusus

atau jati diri.

2. Mencatat Kelebihan/Kekurangan Pemeran Tokoh

Dalam Pementasan Drama

Kegiatan 2

Setelah kamu dapat menentukan atau menetapkan karakter tokoh

dalam pementasan drama tersebut, tunjukkan kelebihan-kelebihan pemeran

dalam mememerankan tokoh. Selain itu tunjukkan pula kekurangan-

kekurangan pemeran dalam memerankan suatu tokoh dalam pementasan

Lingkungan

201

drama itu. Kelebihan atau kekurangan pemeran dapat ditinjau dari

ucapannya, intonasinya, kelancaran dalam berbicara, ekspresi wajah,

blocking saat pementasan, penghayatan yang mendalam, kewajaran dalam

berperan.

Catatlah kelebihan atau kekurangan pemeran tokoh dalam pementasan

drama tersebut seperti dalam kolom berikut ini!

No.

Pemeran

Kelebihan atau Kekurangan dalam

Beperan

1.

Tokoh ........................

..................................................................

..................................................................

2.

Tokoh ........................

..................................................................

..................................................................

3.

Tokoh ........................

..................................................................

..................................................................

4.

dst..............................

..................................................................

..................................................................

3.

Mengevaluasi Pemeran Tokoh Dalam Pementasan

Drama dengan Memberikan Alasan yang Logis

Setelah kamu mampu mengidentifikasi karakter tokoh dalam

pementasan drama, kemudian menunjukkan kelebihan dan kekurangan

pemeran dalam pementasan drama itu, lakukan evaluasi terhadap pemeran

dalam drama itu. Evaluasi dapat dilakukan dengan menunjukkan kelebihan-

kelebihan atau kekurangan-kekurangan dalam bermain peran diserta

dengan alasan yang logis.

Kegiatan 3

Lakukan evaluasi terhadap pemeran dengan format berikut ini!

No.

Pemeran

Kelebihan atau Kekurangan

Alasan

dalam Beperan

1.

Tokoh .............

...........................................

..................

...........................................

..................

2.

Tokoh .............

...........................................

..................

...........................................

..................

3.

Tokoh .............

...........................................

..................

...........................................

..................

4.

dst ...................

...........................................

..................

...........................................

..................

Pelajaran Bahasa Indonesia SMP/MTs IX

202

Sekarang kamu mampu menilai pementasan drama yang dilakukan

oleh temanmu bukan? Kalau kamu mampu menilai sesuatu

denganbaik, tentu kamu akan mampu melaksanakan sesuatu sesuai

dengan penilaian yang kamu lakukan. Penilaian dapat dilakukan

dengan menunjukkan kelebihan-kelebihan dan kekurangan dari

sesuatu yang dinilai. Apabila yang dinilai pementasan drama, maka

penilaian dapat dilakukan dengan menunjukkan kelebihan dan

kekurangan pementasan yang dilakukan.

C.

Menyimpulkan Gagasan Utama Suatu Teks

dengan Membaca Cepat ± 200 Kata Per

Menit

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi pokok pembelajaran ini diharapkan siswa dapat:

·

membaca cepat minimal + 200 kata per menit untuk mendapatkan hal-hal

penting ( gagasan utama, tujuan pengarang, kesan, bahasa ).

·

mampu menjawab pertanyaan dengan ketepatan 75%.

Pada era teknologi, informasi, dan komunikasi seperti sekarang ini di

semua sektor kehidupan terjadi perubahan yang sangat cepat. Informasi

dapat diperoleh dari sumber manapun. Informasi dapat diperoleh dari

media cetak mapun dari media elektronika. Sepuluh tahun yang lalu orang

mengandalkan informasi dari sumber-sumber media cetak seperti koran,

majalah, televisi atau radio. Sekarang ini mucul sumber informasi yang lebh

canggih misalnya internet yaitu suatu jaringan informasi dan komunikasi

digital yang menggunakan komputer dan satelit komunikasi.

Akses berita atau infomrasi lewat internet sangat cepat dan saat ini

hampir mengalahkan sumber informasi lainnya. Untuk dapat memperoleh

informasi tersebut sebanyak-banyak diperlukan suatu kemampuan membaca

bagi pencari berita, yaitu kemampuan

membaca cepat.

Pada kegiatan pembelajaran berikut ini kamu dituntut untuk menguasai

kemampuan membaca cepat dengan baik. Kamu harus mampu membaca

dengan kecepatan 250 kata permenit. Jika kemampuan awal membacamu

kurang dari 250 kata per menit kamu dapat meningkatkan kemampuan

membaca dengan mengkuti tahap-tahak kegiatan selanjutnya.

Lingkungan

203

1.

Mengukur Kecepatan Membaca Untuk Diri Sendiri

dan Teman

Lakukan kegiatan berikut ini!

Kegiatan 1

a. Siapkan arloji, stopwatch, atau HP untuk mencatat kecepatan

membacamu.

b. Kamu juga dapat menggunakan jam dinding yang ada di ruang

kelasmu.

c.

Lakukan kegiatan membaca cepat berikut ini secara berpasangan. Jika

kamu yang sedang membaca, teman sebangkumu mengamati kegiatan

membacamu dengan mencatat waktu tempuh membaca serta mencatat

bagaimana cara membaca cepat yang kamu lakukan. Lakukan kegiatan

ini secara bergantian.

d. Sekarang bacalah teks bacaan berikut ini! Berikan aba-aba sebagai tanda

dimulainya kegiatan membaca. Mintalah temanmu untuk menekan

stopwatch atau melihat jam di dinding pada angka berapa kamu

memulai membaca.

e.

Jika kegiatan membaca sudah selesai katakan “selesai” agar temanmu

yang mencatat waktu tempuh membacamu menghentikan stopwacth

atau melihat jam di dinding menunjuk pada angka berapa untuk

menghitung kecepatan membaca yang kamu lakukan.

Kehutanan di Kalimantan Barat

Kalimantan Barat termasuk salah satu provinsi yang memiliki kawasan

hutan yang cukup luas setelah Irian Jaya, Kalimantan Timur dan Kalimantan

Tengah, yaitu sekitar 6,39 persen dari luas kawasan hutan di Indonesia.

Luas kawasan hutan di Provinsi Kalimantan Barat berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Kehutanan No.259/KPTS-II/2000 tanggal 31 Agustus 2001

adalah sebesar 9.178.760 ha yang terbagi atas kawasan lindung dan kawasan

budidaya.

Dalam kawasan lindung, hutan lindung memiliki luas terbesar yaitu

2.307.045 ha, setelah itu adalah hutan taman nasional seluas 1.252.895 ha.

Selanjutnya dalam kawasan budidaya sebagian besar adalah untuk

hutan produksi terbatas sebesar 2.445.985 ha dan 2.265.800 ha merupakan

hutan produksi biasa. Sedangkan hutan produksi konversi hanya mencapai

514.350 ha.

Sumber : Badan Pusat Statistik

Kalimantan Barat

Pelajaran Bahasa Indonesia SMP/MTs IX

204

Kegunaan membaca cepat:

1. Membaca cepat menghemat

waktu.

2. Membaca cepat menciptakan

efisiensi.

3. Membaca cepat memiliki nilai

menghibur/menyenangkan.

4. Membaca cepat memperluas

cakrawal mental.

5. Membaca cepat menjamin

Anda selalu mutakhir.

6. Membaca cepat membantu

Anda mampu berbicara

dengan efektif.

7. Membaca cepat membantu

Anda ketika menghadapi

ujian atau test.

Kegiatan 2

Setelah selesai membaca, lakukan kegiatan lanjutan berikut ini!

a. Mintalah mencatat kebiasaan membaca yang kamu lakukan dengan

mengisi format berikut ini!

No.

Anggota Tubuh

Kegiatan/Gerakan

1.

Kepala

2.

Mata

3.

Bibir

4.

Tangan/jari tangan

b. Mintalah temanmu mencatat kecepatan membacamu dengan cara

sebagai berikut!

1) Hitunglah jumlah kata yang terdapat dalam teks bacaan di atas!

2) Hitunglah waktu tempuh membacamu, dalam menit.

3) Hitunglah kecepatan membacamu dengan menggunakan rumus

sederhana berikut ini:

Rumus Menghitung

Kecepatan Efektif Membaca (KEM)

1.

Wm

K

= ... kpm

2.

Wd

K

x (60) = ... kpm

Keterangan:

K

:

jumlah kata yang dibaca

Wm

:

waktu tempuh baca

dalam menit

Wd

:

waktu tempuh baca

dalam detik

Kpm

:

kata per menit

Lingkungan

205

Bagaimana kecepatan membaca cepat yang kamu miliki? Apakah kamu

sudah mampu membaca dengan kecepatan di atas 200 kata per menit? Jika

belum, tingkatkan kecepatan membacamu dengan menghilangkan

kebiasaan-kebiasaan negatif sewaktu membaca, misalnya meneliti materi

bacaan secara berlebihan, melakukan subvokalisasi (membaca bersuara),

kurang konsentrasi, gerakan kepala atau jari tangan berlebihan yang justru

memperlambat kecepatan dalam membaca.

Kegiatan 3

Untuk mengukur pemahaman isi bacaan, kerjakan soal-soal isi bacaan

di atas. Kerjakan tanpa melihat kembali bacaan. Laksanakan kegiatan ini

dengan jujur untuk mengetahui secara benar tingkat pemahaman kamu.

2. Meningkatkan Kecepatan Membaca

Jika Anda belum mampu menjawab pertanyaan dengan jawaban 75%

benar, maka tingkatkan kemampuan membaca Anda dengan metode

sebagai berikut:

a. Metode gerak mata (memperluas jangkauan mata dan mengurangi

regresi atau mengulang. Ketika membaca biasakan yang bergerak dari

kiri ke kanan adalah bola mata Anda sedangkan posisi kepala tetap

diam. Jangan membiasakan membaca berulang-ulang beberapa kata.

b. Menghilangkan kebiasaan membaca dengan bersuara. Ketika membaca

cepat biasakan mulut diam:tidak bergerak dan tidak bersuara.

c.

Melatih konsentrasi dengan cara berusaha untuk tidak mudah terganggu

oleh suasana di luar diri Anda

Pelajaran Bahasa Indonesia SMP/MTs IX

206

Bagaimana kemapuan membaca cepatmu sekarang, makin tinggi

bukan. Dengan banyak berlatih membaca cepat, kemampuan

membaca cepat yang kamu miliki tentu makin baik. Tentu saja

membaca cepat tidak asal cepat dalam membaca tetapi juga harus

mampu mengenali h=gagasan utama yang terdapat dalam bacaan.

Tingkatkan terus kemampuan membaca cepatmu dengan giat

berlatih.

D.

Menulis Surat Pembaca Tentang

Lingkungan Sekolah

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi pokok pembelajaran ini diharapkan siswa dapat:

1.

Mampu mencatat gagasan penting lingkungan sekolah yang akan ditulis dalam

surat pembaca.

2.

Mampu menulis surat pembaca tentang lingkungan sekolah.

Surat pembaca adalah surat yang ditulis oleh pembaca yang dimuat

dalam surat kabar/koran, majalah yang berisi tanggapan, saran, keluhan,

ajakan, imbauan, ucapan terima kasih dan lain-lain. Surat pembaca

metrupakan surat terbuka yang isinya dapat dibaca oleh siapa saja serta

dapat ditujukan kepada lembaga, pemerintah, perusahaan, kantor,

peorangan, kelompok, atau organisasi.

Seperti pada surat pada umunya, struktur surat pembaca terdiri atas

tiga bagian: pendahuluan, isi dan penutup.

Lingkungan

207

Perhatikan contoh surat pembaca berikut ini!

Kerusakan Lingkungan Hidup

Harus Dihentikan dengan Ketegasan Hukum

Ancaman pemenasan global telah menjadi masalah internasional, namun

demikian di Indonesia penghancuran terhadap lingkungan terus saja terjadi.

Perambahan hutan dan perusakan ekosistem pesisir terus berlanjut, sementara

reboisasi yang dilakukan berjalan sangat lambat.

Secara nasional, Menteri Lingkungan Hidup Rachman Witoelar

menyebutkan angka kerusakan hutan dan lahan di Indonesia sudah mencapai

59,2 juta hektare di tahun 2006, dengan laju kerusakan 1,19 juta hektare per

tahun. Semua terjadi karena deforestasi (perusakan hutan), serta konversi

lahan yang di perkotaan juga memprihatinkan.

Dari data Departemen Kehutanan, tahun 2002-2003 luas lahan berhutan

di Indonesia masih 92,9 juta hektare. Akan tetapi, pada tahun 2005 tinggal

70,8 juta hektare. Hal ini disebabkan, antara lain pemberian kewenangan

kepada daerah untuk mengeluarkan izin konsesi hutan hingga 100 hektar.

Atas nama pendapatan asli daerah, lingkungan sering dikorbankan.

Oleh karena itu, mengingat hutan merupakan jantung ekosistem makhluk

hidup, maka perusakan lingkungan harus dihentikan dengan segera. Bukan

hanya kesadaran, tetapi harus menggunakan hukum lingkungan dengan

sanksi yang tegas..

I Made Adiyaksa

Jl Wira Bhakti VI Jatiwaringin

Jakarta Selatan

Republika, Sabtu, 29 September 2007

Pelajaran Bahasa Indonesia SMP/MTs IX

208

Amatilah dengan cermat lingkungan di sekitar sekolahmu.

Temukan permasalahan yang dapat diangkat sebagai bahan

untuk dikemukakan dalam surat pembaca. Topik permasalahan

itu misalnya seperti berikut ini:

No. Topik/Permasalahan Saran/Usulan/Keluhan/ dll

1.

Lalu lintas di depan

sekolah sangat ramai.

Di sini sering terjadi

kecelakaan. Sampai

saat ini tidak petugas

pengatur lalu lintas

baik pagi hari ketika

anak-anak sedang

berangkat sekolah

maupun siang hari

ketika pulang sekolah.

Agar kecelakaan serupa

tidak terjadi lagi, sebaiknya

setiap pagi dan siang hari

di tempatkan petugas

pengatur lalu lintas.

2.

3.

4.

Dan seterusnya.

Sesuaikan topik permasalahan di atas sesuai dengan lingkungan

sekolahmu. Setelah topik permasalahan kamu tentukan, buatlah

gagasan pokok yang akan kamu tulis dalam surat pembaca.

Kembangkan gagasan-gagasan pokok itu menjadi paragraf-

pragraf. Tulislah surat pembaca sesuai permasalahan yang kamu

temukan dengan menggunaan ejaan dan tanda baca yang benar,

dengan kalimat yang efektif dan lugas. Jangan lupa surat pembaca

yang kamu tulis terdiri atas pembuka, isi dan penutup.Berikan

judul yang menarik sesuai isi surat pembaca. Kerjakan tugas ini

dengan baik.

Lingkungan

209

Menulis surat pembaca tidak sukar bukan? Pada dasarnya menulis

surat pembaca tidak jauh berbeda dengan menulis surat lainnya.

Salah satu yang membedakan adalah bahwa surat pembaca itu

apabila dimuat di surat kabar akan dibaca oleh banyak orang.

Untuk itu isi dan bahasa harus dikemas sedemikian rupa dengan

mempertimbangkan norma-norma atau kaidah yang berlaku. Bila

ada persoalan yang harus diselesaikan mengenai sesuatu yang

berada di sekitar lingkungan sekolahmu dan sekiranya tidak dapat

kamu selesaikan seorang diri sampaikan pesoalan itu melalui surat

pembaca agar mendapat tanggapan dari pihak-pihak yang terkait.

Novel atau cerpen terdiri atas unsur-unsur pembangun yang

terdapat dalam cerita itu sendiri. Unsur-unsur itu meliputi tema,

tokoh, karakter tokoh, alur, latar, serta pesan atau amanat. Alur

adalah rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin dengan saksama

dan menggerakkan jalan cerita. Melalui rumitan ke arah klimaks

dan selesaian.

Menilai pementasan drama berarti menghargai pementasan

dengan melihat kelebihan dan kekurangan unsur-unsur yang

menonjol dalam pementasan itu.

Pada era teknologi, informasi, dan komunikasi seperti sekarang

informasi dapat diperoleh dari berbagai media, baik cetak mapun

dari media elektronika. Untuk dapat memperoleh informasi tersebut

sebanyak-banyak diperlukan suatu kemampuan membaca bagi

pencari berita, yaitu kemampuan

membaca cepat.

Surat pembaca adalah surat yang ditulis oleh pembaca yang

dimuat dalam surat kabar/koran, majalah yang berisi tanggapan,

saran, keluhan, ajakan, imbauan, ucapan terima kasih dan lain-

lain. Surat pembaca merupakan surat terbuka yang isinya dapat

dibaca oleh siapa saja serta dapat ditujukan kepada lembaga,

pemerintah, perusahaan, kantor, peorangan, kelompok, atau

organisasi.

Pelajaran Bahasa Indonesia SMP/MTs IX

210

1. Dengarkan sinopsis novel yang akan dibacakan oleh Bapak/Ibu Guru

atau salah seorang temanmu.

Azab dan Sengsara

Di kota Sipirok hidup seorang bangsawan yang kaya raya yang memiliki

seorang anak laki-laki dan seorang perempuan (yang perempuan tidak

dijelaskan pengarangnya). Anaknya yang laki-laki bernama Sutan Baringin.

Dia sangat dimanja oleh ibunya. Apa pun yang dimintanya, selalu dipenuhi

dan bila ia meklakukan suatu kesalahan, ibunya selalu membelanya.

Akibatnya, setelah dewawsa, ia tumbuh menjadi seorang pemuda angkuh,

bertabiat buruk, serta suka menghambur-hamburkan harta orang tuanya.

Kedua orang tuanya menikahkan Sutan Baringin dengan Nuria, seorang

wanita yang berbudi luhur, pilihan ibunya. Namun, kebiasaan buruk Sutan

Baringin tetap dilakukannya sekalipun ia telah berkeluarga. Ia tetap berfoya-

foya menghabiskan harta orang tuanya, bahkan ia sering berjudi dengan

Marah Said, seorang prokol bambu sahabat karibnya. Ketika ayahnya

meninggal, tabiat buruknya semakin menjadi-jadi, bahkan ia tidak sungkan-

sungkan lagi menggunakan seluruh harta warisan untuk berjudi. Akibatnya,

hanya dalam waktu sekejap saja, harta warisan yang diperolehnya terkuras

habis. Ia pun jatuh bangkrut dan memiliki banyak utang.

Dari perkawinannya dengan Nuria, Sutan Baringin mempunyai dua

orang anak. Yang satu adalah anak perempuan bernama Mariamin,

sedangkan yang satunya lagi laki-laki (yang laki-laki tidak diceritakan

pengarangnya). Mariamin sangat menderita akibat ulah ayahnya. Ia selalu

dihina oleh warga kampung. Karena hidupnya sengsara, cinta kasih wanita

yang berbudi luhur ini dengan Aminuddin mendapatkan halangan dari kedua

orang tua Aminuddin.

Aminuddin adalah anak Baginda Diatas, yaitu seorang bangsawan kaya

raya yang sangat disegani di daerah Si Porok. Sebenarnya, ayah Baginda

Diatas dengan ayah Sutan Baringin adalah kakak beradik. Sejak kecil

Aminuddin bersahabat dengan Mariamin. Setelah keduanya beranjak dewasa,

mereka saling jatuh hati. Aminuddin sangat mencintai Mariamin. Dia berjanji

untuk menikahi Mariamin bila dia telah mendapatkan pekerjaan. Kehidupan

Mariamin yang miskin bukan merupakan penghalang bagi Aminuddin untuk

menikahi gadis itu.

Aminuddin memberitahukan niatnya untuk menikahi Mariamin kepda

kedua orang tuanya. Ibunya tidak merasa keberatan dengan niat tersebut. Dia

telah mengenal Mariamin. Selain itu, keluarga Mariamin sebenanrnya masih

kerabat mereka. Dia juga merasa iba dengan keluarga Mariamin yang miskin,

sehingga bila gadis itu menikah dengan anaknya, keadaan ekonomi keluarga

Mariamin bisa terangkat lagi.

Lingkungan

211

Sebaliknya, ayah Aminuddin, Baginda Sulaiman Diatas, tidak menyetujui

rencana pernikahan tersebut. Dia tidak ingin dipermalukan oleh masyarakat

sekitar kampungnya karena perbedaan status sosial antara keluarganya

dengan keluarga Mariamin. Dia adalah keluarga terpandang dan kaya raya,

sedangkan keluarga Mariamin hanyalah keluarga yang sangat miskin.

Namun, ketidaksetujuannya tidak dia perlihatkan kepada istri dan anaknya.

Dengan cara halus Baginda Diatas berusaha untuk menggagalkan

pernikahan anaknya. Ia mengajak anaknya untuk menemui seorang peramal.

Namun, sebelumnya ia berpesan kepada peramal tersebut agar memberikan

jawaban yang merugikan pihak Mariamin. Baginda Diatas dan istrinya pun,

menjumpai peramal itu. Dengan disaksikan langsung oleh istri Baginda

Diatas, sang peramal meramalkan perkawinan Aminuddin dan Mariamin.

Dia memberikan jawabannya yang sangat memihak Baginda Diatas. Dengan

tegas ia menyatakan bahwa Aminuddin akan menemui nasib buruk apabila

ia menikah dengan Mariamin. Setelah mendapat jawaban dari peramal tersebut,

Ibu Aminuddin tidak bisa berbuat banyak. Dengan terpaksa ia menuruti

kehendak suaminya untuk mencarikan jodoh yang sesuai untuk Aminuddin.

Setelah menemukan calon yang sesuai dengan keinginan mereka, orang

tua Aminuddin melamar wanita tersebut. Pada saat itu, Aminuddin sedang

berada di Medan untuk mencari pekerjaan agar dia bisa segera melamar

Mariamin. Baginda Diatas segera mengirim telegram ke Medan yang isinya

meminta Aminuddin untuk menjemput calon istri dan keluarganya di stasiun

kereta api Medan. Menerima telegram tersebut, hati Aminuddin merasa

gembira. Dalam hatinya telah terbayang wajah Mariamin. Setelah ia

mengetahui bahwa calon istrinya bukan Mariamin, hatinya menjadi hancur.

Namun, sebagai anak yang berbakti kepada orang tuanya, dengan terpaksa

ia menikahi wanita tersebut. Aminuddin segera memberitahukan kenyataan

itu kepada Mariamin.

Mendengar kenyataan itu hati Mariamin sangat sedih. Dia langsung tak

sadarkan diri. Tak lama kemudian, dia pun jatuh sakit. Setahun setelah

kejadian tersebut, Mariamin dan ibunya terpaksa menerima lamaran Kasibun,

seorang kerani di Medan. Pada waktu itu, Kasibun mengaku belum

mempunyai istri. Mariamin pun kemudian diboyong ke Medan. Namun,

sesampainya di Medan, terbuktilah siapa sebenarnya Kasibun. Dia hanyalah

seorang lelaki hidung belang. Sebelum menikah dengan Mariamin, dia telah

mempunyai istri yang telah ia ceraikan karena hendak menikah dengan

Mariamin. Hati Mariamin sangat terpukul mengetahui kenyataan itu. Namun,

sebagai istri yang taat beragama, walapun dia membenci dan tidak mencintai

suaminya, dia tetap berbakti kepada suaminya.

Kasibun sering menyiksa Mariamin. Ia memperlakukan Mariamin seperti

seorang pembantu. Perlakuan kasar kasibun terhadap Mariamin semakin

menjadi setelah Aminuddin datang mengunjungi rumah mereka. Dia sangat

cemburu terhadap lelaki itu. Menurutnya, sambutan sitrinya terhadap

Aminuddin melewati batas. Padahal, Mariamin menyambut Aminuddin

dengan cara yang wajar. Kecemburuan yang membabi buta dalam diri Kasibun

membuat ia kehilangan kontrol. Ia bahkan menyiksa Mariamin terus-menerus.

Perlakuan Kasibun yang selalu kasar kepadanya, membuat Mariamin

menjadi hilang kesabarannya. Dia tidak tahan lagi hidup menderita dan

Pelajaran Bahasa Indonesia SMP/MTs IX

212

disiksa setiap hari. Akhirnya, ia melaporkan perbuatan suaminya kepada

kepolisian di Medan. Sebelumnya, ia menuntut cerai kepada suaminya.

Permintaan cerainya dikabulkan oleh pengadilan agama di Padang.

Setelah resmi bercerai dengan Kasibun, dia kembali ke kampung

halamannya dengan hati penuh kehancuran. Hancurlah jiwa dan raganya.

Kesengsaraan dan penderitaan batin dan fisiknya yang terus mendera

dirinya menyebabkan ia mengalam penderitaan yang berkepanjangan

hingga akhirnya kematian datang menghampiri dirinya. Sungguh tragis

nasibnya.

Sumber: Ikhtisar Roman Sastra Indonesia, halaman 38-41.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!

a. Apakah akibatnya jika seorang ibu terlalu memanjakan anaknya?

b. Apakah yang menyebabkan Sutan Baringin jatuh bangkrut dan

memiliki banyak utang?

c.

Mengapa Mariamin sangat menderita?

d. Bagaimana pandangan Aminuddin terhadap seorang wanita?

e.

Bagaimana pula pandangan ayah Aminuddin terhadap hubungan

antara dirinya yang kaya raya dengan Mariamin seorang gadis

miskin itu?

f.

Mengapa ayah Aminuddin tidak menyetujui hubungan antara

Aminuddin dengan Mariamin?

g. Kepada siapa keluarga Aminuddin berkonsultasi untuk

menyelesaikan persoalan perkawinan itu?

h. Bagaimana sikap Aminuddin setelah ia mengetahui bahwa calon

istri pilihan orang tuanya itu ternyata bukan Mariamin kekasih

hatinya?

i.

Bagaimana sikap Mariamin terhadap suami yang ia benci karena

tabiat-tabiatnya yang buruk itu?

j.

Mengapa Kasibun sangat geram terhadap Mariamin?

2. Tulislah surat pembaca yang berisi usulan atau saran seputar

permasalahan yang terjadi di sekitar lingkungan sekolahmu!

213

Akhadiah, Sabarti; Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan.

1991.

Pembinaan Kemampuan Menulis.

Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Alwi, Hasan. dkk..(Ed.) 2000.

Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia

Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Asmara, Adhy. 1983.

Apresiasi Drama

. Yogyakarta: Nur

Cahaya.

Dahlan, M.D. (Ed.) 1990.

Model-Model Mengajar

. Bandung: CV

Diponegoro.

Depdikbud. 2001.

Kamus Besar Bahasa Indonesia

. Jakarta: Balai

Pustaka.

Depdiknas. 2002.

Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah:

Konsep Dasar

Jakarta: Direktorat SLTP Ditjen Dikdasmen

Depdiknas.

Depdiknas. 2003.

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang

Disempurnakan

. Jakarta: Balai Pustaka.

_______. 2003.

Pedoman Umum Pembentukan Istilah

: Jakarta:

Balai Pustaka.

_______. 2003.

Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and

Learning)

. Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan

Pertama Ditjen Dikdasmen Depdiknas.

DePorter, Bobbi, Mike Hernacki. 2000.

Quantum Learning:

Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan.

. Bandung:

Penerbit Kaifa.

Djajasudarma, T. Fatimah. 1993.

Semantik 1 dan 2

. Bandung:

Eresco.

Effendi, S. l978.

Bimbingan Apresiasi Puisi

. Ende Flores NTT:

Penerbit Nusa Indah.

Haryadi dan Zamzani. 1997.

Peningkatan Keterampilan

Berbahasa Indonesia

. Jakarta: Depdikbud.

214

Iskandar, Nur Sutan. 2002.

Jakarta. Salah Pilih

. Jakarta. Balai

Pustaka

Jumariam, Meity T. Qodratillah, dan C. Ruddyanto. 1995.

Pedoman Pengindonesia Nama dan Kata Asing.

Jakarta: Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Keraf, Gorys. 1985.

Argumentasi dan Narasi

. Jakarta: Gramedia.

_______. 1991.

Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia

. Jakarta:

Grasindo.

_______. 2000.

Diksi dan Gaya Bahasa

. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

_______. 2001.

Komposisi

. Semarang: Bina Putra.

Lie, Anita. 2005.

Cooperative Learning: Mempraktikkan

Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas

. Jakarta:

Gramedia Widiasarana.

Nurgiyantoro, Burhan. 2001.

Penilaian dalam Pengajaran Bahasa

dan Sastra

. Yogyakarta: PT BPFE Yogyakarta.

Sugono, Dendy. 2002.

Berbahasa Indonesia dengan Benar

. Jakarta:

Puspa Swara.

_______. 2003.

Ensiklopedia Sastra Indonesia Modern

. Jakarta:

Pusat Bahasa.

Suwandi, Sarwiji. 2003. “Peranan Guru dalam Meningkatkan

Kemahiran Berbahasa Indonesia Siswa Berdasarkan

Kurikulum Berbasis Kompetensi” Makalah disajikan dalam

Kongres Bahasa Indonesia VIII yang diselenggarakan oleh

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Hotel

Indonesia Jakarta, 14—17 Oktober 2003.

_______. 2004a. “Penilaian Berbasis Kelas dalam Pembelajaran

Bahasa Indonesia.” makalah disajikan pada Konferensi

Linguistik Nasional yang diselenggarakan Unika Atmajaya

Jakarta.

_______. 2004b. “Penilaian Portofolio dalam Pembelajaran

Bahasa Indonesia.” Makalah disajikan pada Seminar

Nasional Pembelajaran Bahasa yang diselenggarakan

Program Pascasarjana UNS.

_______. 2006. “Model-Model Pembelajaran Inovatif: Upaya

Mengefektifkan Pembelajaran Bahasa Indonesia” makalah

disajikan pada Work-Shop yang diselenggarakan LPMP

Prov. Jateng.

215

Tarigan, Henry Guntur. 1986.

Membaca sebagai Suatu

Keterampilan Berbahasa

. Bandung: Angkasa.

_______. 1986.

Pengajaran Semantik.

. Bandung: Angkasa.

Waluyo, Herman J. 1987.

Teori dan Apresiasi Puisi

. Jakarta

Erlangga

_______. 2001.

Pengkajian Sastra Rekaan

. Salatiga: Widyasari

Press.

_______. 2002.

Apresiasi Puisi

. Jakarta: Gramedia.

Widyamartaya, A. dan V. Sudiati. 2004.

Kiat Menulis Esai

Ulasan.

Jakarta: Grasindo.

Zaini, Hisyam, Bermawy Munthe, dan Sekar Ayu Aryani. 2007.

Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD IAIN

Sunan Kalijaga.

SUMBER BAHAN

Ahmad Tohari.2005. Senyum Karyamin.Jakarta: Gramdedia

Pustaka Utama.

Alisjahbana, Sutan Takdir. 2004.

Puisi Lama

. Jakarta: Dian

Rakyat

Bobo No. 52/XXIX Selasa, 7 Maret 2006

Dini, N.H.

1986. Pertemuan Dua Hati.

_______..2004. Pada Sebuah Kapal.Jakarta: Gramedia.

Hamka. 1985.

TenggelamnyaKapal VanDerWijck.

Jakarta: Bulan

Bintang

HTTP://KUMPULAN-CERPEN.BLOGSPOT.COM/

http://rosda.co.id/index.php?info=resensi&resensi=43

Horizon, No. 9, September 1981

Intisari, Januari 2001

Iskandar, Nur Sutan. 2002.

Salah Pilih

. Jakarta. Balai Pustaka.

_______.2001. Hulubalang Raja. Jakarta: Balai Pustaka.

Rusli, Marah. 2004. Sitti Nurbaya. Jakarta: Balai Pustaka.

Jawa Pos

, 24 September 2007

Jawa Pos

, 15 Maret 2008

Kompas

, 3 Maret 2007

Kompas, 20 Februari 2007

216

Margaret. 2005.

Guru Gue Keren.

Jakarta: Gagas Media.

Nova

Nomor 828/XII, 11 Januari 2004

Republika

, 22Oktober 2002

Republika

, 18 Mei 2007

Seputar Indonesia

, 15 Agustus 2007

Seputar Indonesia

, 19 Februari 2008

Solo Pos,

21 Februari 2005

Suara Karya

, 23 Juli 2006

Suara Karya

, 13 Januari 2007

Suara Karya

, 10 Oktober 2004

Tri Budhi Sastrio, Tri Budhi. 2002.

Planet Bumi Kedua (Seri I

Kumpulan 15 Cerpen Fiksi Ilmiah)

. Surabaya:

_______. 2002.

Planet Di Laut Kita Jaya (Seri I Kumpulan 15

Cerpen Perjuangan)

. Surabaya:

Trubus,

2 Oktober 2006

SUMBER GAMBAR TEMATIK

1. Unit 1 Pemerintahan:http://alutsista.blogspot.com/

2. Unit 2 Olahraga : http://www.rstelogorejo.com/images/

hutyji_18_11_2007_4.jpg:

3. Unit 3 Harga Diri Bangsa www.presidenri.go.id/

imageGalleryD.php/1469.jpg

4. Unit 4 Kegiatan :http://images.google.co.id/images?q=O

Rang+pidato&gbv=2&n dsp=20&svnum=10&h l=id

&start=0&sa=N

5. Unit Pariwisata: http://images.google.co.id/

images?gbv=2&svnum=10&hl=id&q=Pesawat+angkasa

6. Unit 6 Disiplin Waktu: http://www.dmc.dephan.go.id/

image/kesra/2006/februari/

060206%20menhan%20ceramah.jpg

7. Unit 7 Pendidikan Nasional: http://images.google.co.id/

images?hl=id&q=Dokter+Soetomo&gbv=2

8. Unit 8 Kesehatan: http://

www.geni-stove.com/sfc20.jpg

9. Kegiatan Sekolah:

http://www.mompark.hu/

foto_news/wellness/Aerobik.jpg

10. Unit 10 Lingkungan:

newry.files.wordpress.com/2007/

06/pinetree_61.jpg

217

adegan

:

pemunculan tokoh baru atau pergantian susunan

(layar) pada pertunjukan wayang; bagian babak

dalam lakon (sandiwara, film)

akademis

:

mengenai (berhubungan dengan) akademis; bersifat

ilmiah; bersifat ilmu pengetahuan; bersifat teori,

tanpa arti praktis yang langsung

akronim

:

kependekan yang merupakan gabungan huruf atau

suku kata atau bagian lain yang ditulis atau

dilafalkan sebagai kata yang wajar (misal

mayjen

mayor jenderal,

rudal

peluru kendali,

sidak

inspeksi

mendadak)

aktivitas

:

keaktifan, kegiatan; kerja atau salah satu kegiatan kerja

yang dilaksanakan setiap bagian di dalam

perusahaan

alfabetis

:

(tersusun) menurut susunan abjad

ameliorasi

:

cara berusaha untuk memperoleh kenaikan produksi

serta menurunkan biaya pokok; peningkatan nilai

makna dari makna yang biasa atau buruk menjadi

makna yang baik

analisis

:

penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk

mengetahui keadaan yang sebenarnya; penguraian

suatu pokok atas berbagai bagiannya dan

penelaahan bagian itu sendiri; penjabaran sesudah

dikaji dengan sebaik-baiknya; proses pemecahan

persoalan yang dimulai dengan dugaan akan

kebenarannya

antagonis

:

orang yang suka menentang (melawan dsb); tokoh

dalam karya sastra yang merupakan penentang dari

tokoh utama

antologi

:

kumpulan karya tulis pilihan dari seorang atau

beberapa orang pengarang

argumen

:

alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat atau

menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan

aransemen

:

penyesuaian komposisi musik dengan nomor suara

penyanyi atau instrumen lain yang didasarkan pada

sebuah komposisi yang telah ada sehingga esensi

musiknya tidak berubah.

artikel

:

karya tulis lengkap dalam majalah, surat kabar, dsb

artikulasi

:

lafal, pengucapan kata; perubahan rongga dan ruang

dalam saluran suara untuk menghasilkan bunyi

bahasa

218

buletin

:

media cetak berupa selebaran atau majalah, berisi

warta singkat atau pernyataan tertulis yang

diterbitkan secara periodik oleh suatu organisasi atau

lembaga untu kelompok profesi tertentu; siaran kilat

resmi tentang perkembangan atau hasil-hasil

penyelidikan (pertandingan dsb)

departemen

:

lembaga tinggi pemerintahan yang mengurus suatu

bidang pekerjaan negara dengan pimpinan seorang

menteri; bagian dari fakultas, biasanya dikepalai oleh

ketua jurusan yang menggarap sekelompok disiplin

ilmu yang tercakup dalam suatu bidang studi tertentu;

cabang pekerjaan yang dikepalai oleh manajer

tunggal

draf

:

rancangan atau konsep (surat dsb); buram

dramatik

:

mengenai drama, bersifat drama

efektif

:

ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya;

manjur atau mujarab (tentang obat); dapat membawa

hasil, berhasil guna (tentang usaha atau tindakan);

mulai berlaku

eksposisi

:

uraian (paparan) tentang maksud dan tujuan (misal

suatu karangan); bagian awal karya sastra yang berisi

keterangan tentang tokoh dan latar

ekspresi

:

pengungkapan atau proses menyatakan (yaitu

memperlihatkan atau menyatakan maksud , gagasan,

perasaan, dsb)

ekstensif

:

bersifat menjangkau secara luas

format

:

bentuk dan ukuran (buku, surat kabar, dsb)

forum

:

lembaga atau badan, wadah; sidang; tempat

pertemuan untuk bertukar pikiran secara bebas

globalisasi

:

proses masuknya ke ruang lingkup dunia

hiponim

:

hubungan antara makna spesifik dengan makna

generik atau antara anggota taksonomi atau nama

taksonomi

hipotesis

:

sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau

pengutaraan pendapat, meskipun kebenarannya

masih harus dibuktikan, anggapan dasar

homofon

:

kata yang sama lafalnya dengan kata yang lain

homograf

:

kata yang sama ejaannya dengan kata yang lain, tetapi

berbeda lafal dan maknanya

homonim

:

ata yang sama lafal dan ejaannya karena berasal dari

sumber yang berlainan

identifikasi

:

tanda kenal diri; bukti diri

ikhtisar

:

pemandangan secara ringkas (yang penting-penting

saja); ringkasan

219

iklan

:

berita pesanan untuk mendorong, membujuk

khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa

yang ditawarkan ; pemberitahuan kepada khalayak

mengenai barang atau jasa yang dijual, dipasang di

media massa (seperti surat kabar dan majalah) atau

di tempat-tempat umum

ilmiah

:

bersifat ilmu; secara ilmu pengetahuan; memenuhi

syarat (kaidah) ilmu pengetahuan

imajinasi

:

daya pikir untuk membayangkan ( dalam angan-

angan) atau menciptakan gambar-gambar (lukisan,

karangan); khayalan

imitasi

:

tiruan; bukan asli

implisit

:

termasuk (terkandung) di dalamnya (meskipun tidak

dinyatakan secara jelas atau terang-terangan);

tersimpul di dalamnya; terkandung halus; tersirat;

mutlak tanpa ragu-ragu; secara tulus

indeks

:

daftar kata atau istilah penting yang terdapat dalam

buku cetakan (biasanya pada bagian akhir buku) yang

tersusun menurut abjad yang memberikan informasi

mengenai halaman tempat kata atau istilah itu

ditemukan; daftar harga sekarang dibandingkan

dengan harga sebelumnya menurut persentase untuk

mengetahui turun naiknya harga barang; daftar berita

penting hari itu ( dalam mjalah atau surat kabar) yang

dimuat di halaman depan; rasio antara dua unsur

kebahasaan tertentu yang mungkin menjadi ukuran

suatu ciri tertentu; penunjuk

indikator

:

sesuatu yang dapat memberikan (menjadi) petunjuk

atau keterangan

inflasi

:

kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya

dan cepatnya uang (kertas) beredar sehingga

menyebabkan naiknya harga barang-barang

inspirasi

:

ilham

integrasi

:

pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau

bulat

intensif

:

secara sungguh-sungguh (giat dan secara mendalam)

untuk memperoleh efek yang maksimal, terutama

untuk memperoleh hasil yang diinginkan dalam

waktu yang lebih singkat

interaktif

:

bersifat saling melakukan aksi; berhubungan; saling

mempengaruhi; antarhubungan

intonasi

:

agu kalimat; ketepatan penyajian tinggi rendah nada

(dari seorang penyanyi)

intrinsik

:

terkandung di dalamnya

inversi

:

pembalikasn posisi, arah, susunan, dsb; pembalikan

susunan bagian-bagian kalimat yang berbeda dari

susunan yang lazim

220

irama

:

gerakan berturut-turut secara teratur; turun naik lagu

(bunyi dsb) yang beraturan; ritme; alunan yang

tercipta oleh kalimat yang berimbang, selingan

bangun kalimat, dan panjang pendek serta

kemerduan bunyi (dalam prosa); ukuran waktu atau

tempo; alunan yang terjadi karena perulangan dan

pergantian kesatuan bunyi dalam arus panjang

pendek bunyi, keras lembut tekanan, dan tinggi

rendah nada (dalam puisi)

klimaks

:

puncak dari suatu kejadian, hal, peristiwa, keadaan

dsb yang berkembang secara berangsur-angsur;

kejadian atau adegan yang paling penting atau

menarik

kompensasi

:

ganti rugi; pemberesan piutang dengan memberikan

barang-barang yang seharga dengan utangnya;

pencarian kepuasan dalam suatu bidang untuk

memperoleh keseimbangan dari kekecewaan dalam

bidang lain; imbalan berupa uang atau bukan uang

(natura) yang diberikan kepada karyawan dalam

perusahaan atau organisasi

kompetensi

:

kewenangan (kekuasaan ) untuk memutuskan

sesuatu

komunikatif

:

dalam keadaan dapat saling berhubungan (mudah

dihubungi) mudah dipahami (dimengerti)

konflik

:

percekcokan, pertentangan; perselisihan; ketegangan

atau pertentangan di dalam cerita rekaan atau drama

(pertentangan antara dua kekuatan, pertentangan

dalam diri suatu tokoh, pertentangan dua tokoh dsb)

konteks

:

bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat

mendukung atau menambah kejelasan makna;

situasi yang ada hubungannya dengan suatu

kejadian

kostum

:

pakaian khusus (dapat pula merupakan pakaian

seragam) bagi perseorangan, rombongan, kesatuan,

dsb, dalam upacara, pertunjukan, dsb

kreativitas

:

kemampuan untuk mencipta; daya cipta; perihal

berkreasi; kekreatifan

kualitas

:

tingkat baik buruknya sesuatu, kadar; derajat atau

taraf

lirik

:

melihat dengan tajam ke samping (kiri atau kanan);

karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan

pribadi; susunan kata sebuah nyanyian

logis

:

sesuai dengan logika; benar menurut penalaran;

masuk akal

media

:

alat; alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah,

radio, televisi, film, poster, dan spanduk; yang terletak

221

di antara dua pihak (orang, golongan, dsb); perantara;

penghubung

modul

:

standar atau satuan pengukur; satuan standar yang

bersama-sama dengan yang lain dipergunakan

secara bersama; satuan bebas yang merupakan

bagian dari struktur keseluruhan; unit kecil dari satu

pelajaran yang dapat beroperasi sendiri

narasumber

:

orang yang memberi (mengetahui secara jelas atau

menjadi sumber) informasi; informan

nego

:

tawar menawar

objektif

:

mengenai keadaan yang sebenarnya tanpa

dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi

opini

:

pendapat, pikiran, pendirian

peyorasi

:

perubahan makna yang mengakibatkan sebuah

ungkapan menggambarkan sesuatu yang lebih tidak

enak, tidak baik, dsb

populer

:

dikenal dan disukai orang banyak (umum); sesuai

dengan kebutuhan masyarakat pada umumnya;

mudah dipahami orang banyak; disukai dan

dikagumi orang banyak

pretensi

:

keinginan yang kurang berdasar; perbuatan berpura-

pura; alasan yang dibuat-buat; dalih

promosi

:

kenaikan pangkat (tingkat); naik pangkat (tingkat);

hal memperoleh gelar doktor; pemberian gelar doktor

yang dilakukan dengan upacara khusus; perkenalan

(dalam rangka memajukan usaha dagang, dsb);

reklame

protagonis

:

tokoh utama dalam cerita rekaan; penganjur suatu

paham

realitas

:

kenyataan

relevan

:

kait-mengait; bersangkut-paut

relevansi

:

hubungan; kaitan

resensi

:

pertimbangan atau pembicaraan buku dsb; ulasan

buku dsb;

retribusi

:

pungutan uang oleh pemerintah (kota praja dsb)

sebagai balas jasa

seminar

:

pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu

masalah di bawah pimpinan ahli (guru besar, pakar,

dsb)

sinestesia

:

metafora berupa ungkapan yang bersangkutan

dengan indria yang dipakai untuk objek atau konsep

tertentu yang biasanya disangkutkan dengan indria

lain

222

stres

:

gangguan atau kekacauan mental dan emosional

yang disebabkan oleh faktor-faktor luar; ketegangan

struktur

:

cara sesuatu disusun atau dibangun; susunan

bangunan; yang disusun dengan pola tertentu;

pengaturan unsur-unsur atau bagian-bagian dari

suatu benda atau ujud; ketentuan unsur-unsur dari

suatu benda atau ujud; pengaturan pola-pola dalam

bahasa secara paradigmatis

sunting

:

(menyunting) menyiapkan naskah siap cetak atau

siap untuk diterbitkan dengan memperhatikan segi

sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut

ejaan, diksi, dan struktur); mengedit; merencanakan

dan mengarahkan penerbitan (surat kabar, majalah);

menyusun atau merakit (film pita rekaman) dengan

cara memotog-motong dan memasang kembali

tamsil

:

persamaan dengan umpama (misal); ajaran yang

terkandung dalam cerita; ibarat; lukisan(sesuatu

sebagai contoh)

tema

:

pokok pikiran; dasar cerita (yang dipercakapkan,

dipakai sebagai dasar

tersirat

:

tersi

mpul (tentang tali-tali jala); terkandung;

tersembunyi (di dalamnya)

topik

:

pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah,

karangan dsb; bahan diskusi; bahan pembicaraan

visi

:

kemampuan untuk melihat pada inti persoalan,

pandangan wawasan; apa yang tampak dalam

khayalan; penglihatan; pengamatan

223

A

adegan 18, 161, 164, 169, 172, 173

akronim 108

aktivitas 29, 31 32, 205

alfabetis 181

amandemen 149

ameliorasi 89, 90

analisis 28, 65, 71, , 73,

78, 79, 82, 95, 96, 97, 102, 105, 106, 136, 166, 168, 169, 182, 188

antagonis 57, 159, 166, 170, 182

antologi 53

artikel 174, 175, 178, 180, 182, 183

artikulasi 126

D

draf 161, 164

dramatik 159, 170

E

efektif

13, 22, 59, 64, 97, 98, 107, 108, 109, 115, 123, 158, 174, 177, 182, 195, 204, 210

eksposisi 200

ekspresi 9, 13, 34, 72, 203

ekstensif 174

F

format 6, 13, 50, 57, 82, 114, 171, 178, 181, 189, 202, 203, 207

H

hiponim 178, 179

homofon 179

homograf 179

homonim 178, 179

I

identifikasi 14, 131, 154, 169, 171, 173, 180, 183, 202, 203

iklan 14, 15, 16, 17, 18, 22, 26, 59, 60, 61, 62, 63, 64, 65, 70

ilmiah 98, 180, 182, 183

indeks 184

indikator 6, 13, 30, 33, 36

224

intensif 14, 110, 163, 178, 190

interaktif 1, 2, 5, 7, 22, 23, 27, 28, 45, 46

intonasi 13, 22, 126, 203

intrinsik 18, 19, 42, 53, 72, 79, 90, 97, 115, 136

inversi 100

irama 33, 34, 36, 50, 52

K

konflik 3, 19, 22, 42, 138, 159, 170, 171, 200, 201

O

opini 14, 15, 16, 17, 22

S

seminar 122

sunting 108, 109

T

tema 12, 42, 47, 48, 49, 50, 56, 66, 72, 85, 128, 129, 136,

137, 148, 161, 163, 170, 180, 182, 189

topik 2, 22, 86, 151, 163, 180, 196, 210

V

visi 2, 6, 15, 55, 59, 101, 148, 158, 173, 179, 204

225

Lampiran 1

Siti Fadilah Supari; Kiprah dan Pemikiran di Dunia Kesehatan

Impikan Pelayanan Gratis untuk si Miskin

Keringanan biaya pengobatan hingga pengobatan gratis bagi masyarakat miskin

adalah hal pertama yang diimpikan Siti Fadilah Supari sejak menjabat menteri

kesehatan pada 2004 lalu. Namun, hingga kini keinginan itu masih menjadi PR

(pekerjaan rumah) yang butuh penyelesaian.

Untuk menyelesaikan PR tersebut, Siti membuat Asuransi Masyarakat Miskin

(Askeskin). Bagaimana sebenarnya pemikiran di balik proyek itu?

—————

Apa efektivitas Askeskin?

Kebijakan ini saya buat tahun 2006. Tujuannya agar orang miskin tidak lagi

membayar biaya berobat ketika dia sakit dan harus dirawat di puskesmas atau di

bangsal kelas III rumah sakit.

Target Anda?

Sekitar 60 juta orang miskin bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang

memadai. Setiap rumah sakit milik pemerintah sudah saya instruksikan untuk

mendukung kebijakan ini dan dana APBN juga sudah disiapkan untuk

merealisasikan kebijakan Askeskin.

Rumah sakit murah, tapi obat tetap mahal?

Untuk mendukung Askeskin, ada juga kebijakan menurunkan harga obat. Obat-

obatan yang diturunkan tersebut adalah jenis obat-obatan esensial yang sangat

dibutuhkan rumah sakit. Dulu harga obat sangat tinggi karena banyak pengusaha

obat yang hanya memikirkan keuntungan perusahaan. Sekarang saya sadar bahwa

yang bisa mengatur harga obat adalah menteri kesehatan sehingga akhirnya saya

paksa produsen obat untuk menurunkan harga jual obatnya.

Sejauh ini, apakah paksaan Anda itu cukup berhasil?

Paksaan itu berhasil kok. Buktinya, harga obat-obatan tertentu sekarang sudah

turun sampai 20 persen.

Apakah dua kebijakan tersebut efektif membantu masyarakat miskin?

226

Belum. Banyak daerah terpencil dan sangat terpencil yang akses kesehatannya

masih kurang dan butuh tenaga dokter. Akhirnya pada 2006, saya mengirim 222

tenaga dokter ke daerah terpencil (T) dan sangat terpencil (ST). Menurut data

empiris global, ada hubungan antara kemiskinan dan penyakit. Kematian bayi

pada keluarga miskin tiga kali lebih tinggi daripada keluarga yang tidak miskin.

Kematian balita keluarga miskin lima kali lebih tinggi daripada keluarga tidak

miskin. Karena itu, sangat penting untuk mengirim dokter dan dokter gigi PTT

(pegawai tidak tetap, Red) untuk memperbaiki status kesehatan mereka.

Lampiran 2

Pungguk bermadah seraya menawan

Wahai bulan terbitlah tuan

Gundahku tidak berketahuan

Keluarlah bulan tercelah awan

Sebuah tilam kita berpadu

Mendengarkan bunyi pungguk berindu

Suaranya halus tersedu-sedu

Laksana orang berahikan jodo

Lampiran 3

Mendidik Putra Putri dengan Baik dan Benar

25/03/2008

Achmad Ma’ruf Asrori

Hadirin jama’ah Jum’at rahimakumullah,

Pada kesempatan khutbah ini saya mengajak hadirin sekalian –pada

umumnya– dan terutama pada diri saya sendiri –khususnya– untuk

senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT dan terus menerus berusaha

meningkatkan ketakwaan itu dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya

dan menjauhi larangan-larangan-Nya, serta mensyukuri semua kenikmatan

dan karunia yang diberikan kepada kita dengan menggunakan dan

menyalurkannya pada jalan yang diridhai oleh-Nya. Dengan demikian,

semoga kita senantiasa mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan dunia

dan akhirat. Amin.

Hadirin jama’ah Jum’at rahimakumullah,

Pada khutbah kali ini khotib akan membahas bagaimana mendidik

putra-putri dengan baik dan benar sesusi dengan tuntunan agama Islam.

Anak merupakan amanah dari Allah SWT yang harus mendapatkan

perhatian dari orang tuanya secara serius, terutama dalam hal pendidikan

227

mereka, agar kelak menjadi anak shaleh dan shalehah.

Marilah kita tanamkan nilai-nilai agama dan budi pekerti yang luhur

sedini mungkin agar mereka menjadi generasi yang berkualitas dan berakhlak

mulia yang sanggup mengatasi tantangan kehidupan dizamannya, karena

mereka akan hidup disuatu zaman yang berbeda dengan zaman kita.

Hadirin jama’ah Jum’at rahimakumullah,

Saat ini kita perlu merasa perihatin dengan munculnya beberapa kasus

yang menimpa generasi muda ditanah air kita, di mana pada usia yang

masih belia, bahkan masih dalam kategori anak-anak, telah terjadi perilaku-

perilaku yang tidak lagi bisa dikatagorikan sebagai bentuk “kenakalan” pada

umumnya, melainkan sudah menjerumus pada prilaku kriminal. Padahal

kita tahu bahwa mereka adalah generasi yang akan meneruskan perjuangan

kita; generasi yang akan menjadi bagian dari potret tanah air Indonesia di

massa yang datang.

Realitas ini harus kita sikapi secara serius , karena jika tidak , maka

kiranya bukanlah suatu hal yang mustahil kasus-kasus seperti itu akan

menjalar dan menjangkit mengenai lingkungan kita.

Marilah kita kembali kepada konsep ajaran agama Islam yang

memandang anak sebagai amanah atau titipan Allah yang harus dijaga

dan diperhatikan dengan sungguh-sungguh, khususnya dalam hal

pendidikan dan juga mengenai hal yang lainnya. Memang di zaman

sekarang tantangan yang dihadapi begitu besar dan berat, mendidik anak

ibarat menggiring domba ditengah kawanan serigala, sedikit lengah ,

habislah domba itu di mangsanya.

Hadirin jama’ah Jum’at rahimakumullah,

Dalam usia-usia dimana mereka belum stabil dan belum pula memiliki

ketahanan, mereka masih dalam proses mencari bentuk dan sangat mudah

terpengaruh oleh teman-teman dan lingkunagannya, mereka akan mencari

alternatif yang mereka jumpai di sekitarnya yang seringkali

mengesampingkan pertimbangan moral. Maka kita harus hati-hati dalam

menawarkan figure-figur yang akan menjadi pilihan mereka.

Sebagai orang tua atau kakak atau senior, kita harus benar-benar

mampu memeberikan alternatif terbaik, agar kepribadian yang mereka miliki

juga baik. Dan harus disadari benar bahwa dalam hal ini orang tua memiliki

peranan yang tidak saja besar, tetapi juga menentukan.

Rasulullah SAW dalam sebuah hadis menjelaskan bahwa setiap anak

dilahirkan dalam kondisi fitrah atau suci, adapun ia akan menjadi Yahudi

atau Nasrani tergantung orang tuanya dalam mendidik dan

mempengaruhinya.

Dalam kaitannya dengan pendidikan anak-anak atau putra-putri Islam,

228

para ulama menyatakan bahwa kewajiban pertama kali bagi setaip orang

tua adalah menanamkan akidah dan tauhid. Maka langkah pertama kali

bagi orang tua yang merupakan kewajibannya sebagai adalah

menegenalkan mereka kepada Allah SWT, sebagai Tuhannya, serta

mengajarkan mereka tentang nilai-nilai ketuhanan.

Dalam hal ini, tidak selalu harus ditempuh dengan memberikan

pelajaran formal dalam forum khusus atau tertentu, namun bisa

memesukkannya ke dalam bentuk budaya dan prilaku sehari-hari. Sebagai

contoh adalah dengan mengajarkan bacaan basmalah dan hamdalah serta

doa-doa ringan sebelum dan sesudah mengerjakan sesuatu yang baik dalam

aktivitas kesehariannya, dan kita pun mencontohkannya.

Diambil seperlunya dari : http://www.nu.or.id/page.

php?lang=id&menu=news_view&news_id=11750

Lampiran 4

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Salam sejahtera untuk kita semua

Para peserta upacara yang berbahagia,

Puji syukur senantiasa kita persembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa, atas rahmat dan karuniaNya kita dapat mengikuti Upacara Bendera

dalam memperingati Hari Kebangkitan Nasional ke-97 tanggal 20 Mei 2005

dalam keadaan sehat wal afiat penuh kebahagiaan lahir dan batin.

Peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang diawali dengan Pergerakan

Budi Utomo pada tahun 1908 telah memberi inspirasi yang sangat kuat

bagi bangkitnya semangat nasionalisme bangsa Indonesia. Kelahirannya

telah dijadikan momentum dan tonggak sejarah perjuangan seluruh rakyat

dan bangsa Indonesia, dalam merintis perjalanannya untuk menjadi bangsa

yang merdeka dan memiliki jati diri sebagai bangsa yang berdaulat.

Semangat kebangsaan atau nasionalisme rakyat Indonesia yang kala itu

termanifestasikan oleh perjuangan kaum mudanya, semakin tumbuh kokoh

dan berkembang, sehingga menjadi kekuatan bagi pembentukan NKRI yang

merdeka dan berdaulat pada tanggal 17 Agustus 1945. Sebagai bangsa yang

besar, kita patut bersyukur betapa nilai-nilai kebangsaan yang

diperjuangkan para perintis kemerdekaan itu, kini telah menjadi acuan

utama dalam menyikapi berbagai perkembangan dan perubahan global

berbangsa dan bernegara.

Para peserta upacara yang berbahagia,

Kesadaran kebangsaan yang telah diletakkan oleh pendahulu kita

merupakan refleksi kehidupan yang didasarkan pada nilai-nilai Bhinneka

229

Tunggal Ika. Nilai-nilai yang sejalan dengan semangat demokrasi yang

mengakui dan menghormati perbedaan-perbedaan, tetapi tetap

mengutamakan persatuan dan kesatuan. Dengan mengutamakan sikap

kebangsaan bangsa Indonesia melahirkan NKRI pada Proklamasi 17 Agustus

1945. Dikukuhkannya Negara berbentuk republik ini adalah sejalan dengan

esensi demokrasi modern. Tetapi demokrasi yang kita bangun adalah dalam

bingkai Negara kesatuan.

Semangat pergerakan nasional Budi Utomo juga telah memberikan

dorongan kepada para tokoh pergerakan Indonesia pada zamannya untuk

lebih memupuk semangat kebersamaan dan semangat untuk bersatu.

Dorongan ini lahir karena adanya kesadaran, bahwa sebagai bangsa yang

majemuk, nilai-nilai persatuan dan kesatuan merupakan sendi-sendi

kekuatan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Lampiran 5

HARIMURTI

Waktu Harimurti kembali dari kamar korektor, di meja kamarnya

dilihatnya ada pesan dari Maryanto, pemimpin redaksi, yang mengajaknya

makan siang di Phoenix, sebuah restoran Cina gaya Szechuan gaya yang

mewah di bilangan kota. Wah, kok tumben betul Bos mengajak saya ke

tempat itu, gumamnya. Apa tidak salah mengundang, nih tanya hatinya

lagi. Tapi pesan akhir di nota itu jelas betul. “Jangan lupa ya, Har. Jam satu,

ruangtunggu Phoenix.”

Harimurti di belakang mejanya membalik-balik tupmpukan kertas-

kerta naskah yang sudah bersih, siap untuk dicetak. Tetapi pikirannya tidak

di situ. Masih menjadi pikiran benar nota kecil dari bosnya itu. Undangan

makan siang itu dirasanya aneh dan sangat tiba-tiba. Aneh, karena meskipun

dia seorang anggota redaksi cukup senior, tetapi tidak cukup tinggi dan

dekat dengan Maryanto yang di penerbit Mulia Mutu yang bergengsi itu

dianggap sebagai dewa yang kedudukannya jauh tinggi di awan, yang nyaris

terjangkau oleh redaktur setaraf Harimurti. Namun, itu tidak berarti bahwa

Harimurti adalah redaktur papan bawah yang jarang masuk hitungan

Maryanto. Harimurti tahu akan pekerjaannya dinilai baik oleh atasan-

atasannya; dan Maryanto tidak asing dengan pekerjaan Harimurti. Itu

Harimurti tahu. Namun begitu, undangan siang itu tetap dianggapnya

istimewa dan aneh.

Di Phoenix mereka duduk menghadap jendela yang lebar yang

memeberinya pencakar langit Jakarta yang diselimuti kampung kumuh para

migran pedalaman.

“ Kita mulai dengan Bintang dingin dulu, ya? Mau bir, kan?”

“Saya jus jeruk manis saja.”

230

“Elho! Redaktur senior kok .... okelah. Makannya saya yang pilih. Kita

mulai dengan sup kepiting pedas, nasi putih. Semua serba pedas. Wong

masakan Szechuan, kok. Cukup, ya? Makan siang jangan kebanyakan, nanti

mengantuk.: Harimurti mengangguk. Kan kamu yang mentraktir, gumum

Harimurti dalam hati.

Waktu makanan dan minuman sesudah itu dihidangkan di meja,

mereka meneguk dan melahapnya dengan penuh selera. Maryanto,

meskipun menjamu bawahan, bersikap rileks dan ramah tanpa beban

layaknya seorang bos perusahaan penerbit yang besar. Maka Harimurti

pun merasa rileks juga sikapnya Semua lelucon bosnya ditanggapi dengan

hangat, sampai tiba-tiba Maryantomemutus percakapan yang hangat itu

denganmenggesernya dengan “Begini, Har” yang serius sekali. Maryanto

lantas menceritakan bahwa seminggu sebelumnya dia dikunjungi seorang

kawan lamanya yang sekarang menjadi peorang perwira tinggi intel. Perwira

intel tersebut kemudian menegurnya, karena di asudah alpa, bahkan teledor

toidak melaporkan kepada Pengawas Keamanan Negara bahwa salah

seorang staf redaksinya yang senior masuk dalam kategori “tidak bersih

diri” dalam waktu yang cukup lama dalam perusahaan yang dia pimpin.

“Ini bisa dinilai sebagai satu pelanggaran yang serius sekali,” katanya.